SURABAYA - Forkopimda Jawa Timur mengikuti rapat sekaligus launching Aplikasi Monitoring Karantina Presisi, secara virtual, yang dipimpin oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dihadiri Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perekonomian Airlangga Hartanto, di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, pada Kamis (6/1/2022).
Rapat ini diikuti oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Danpuspenerbal Laksanana Muda TNI Edwin, SH, M.Han, Kabinda Jatim Marsma TNI Rudy Iskandar, Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan, Sekda Prov Jatim Heru Tjahjono serta pejabat utama Polda jatim, pejabat utama Kodam V/Brawijaya dan seluruh stakeholder yang terkait, dalam rangka mengecek kesiapan, bagaimana Jawa Timur menerima Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Dalam kesempatan ini, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta berinteraktif dengan Menkes RI secara virtual, kapolda menjelasakan kesiapan jajaran Jawa Timur dalam mengelola kedatangan PPLN yang nantinya dibuka dari T2 bandara Juanda.
Kapolda mengatakan, untuk menghadapi hal tersebut sudah dibentuk Satgas penanganan PPLN. Antara lain, satgas bandara, satgas transportasi, satgas akomodasi, satgas kesehatan, dan satgas administrasi.
"Terkait dengan hal itu, maka akan dibagi mulai dari kedatangan, kemudian pengecekan paspor, kemudian pengecekan barang-barang oleh bea cukai, pengecekan kesehatan dilaksanakan di tempat langsung, lalu dilaksanakan tes PCR dan hasilnya ditunggu di sini, setelah aman baru dibawa ke tempat-tempat yang sudah disiapkan. Misalkan asrama haji dan hotel-hotel yang sudah disiapkan ada, 18 hotel. Total yang sudah disiapkan ada 3200 tempat tidur, dan satu kamar berisi dua orang, untuk mengantisipasi penyebaran virus Omicron, " tutur Kapolda usai rapat.
Kapolda juga mengatakan, tim satgas ini akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi satu sama lain. Sehingga masing-masing satgas yang ada di tempat karantina maupun yang di posko dapat berkomunikasi dengan baik.
"Kami juga atas persetujuan dari pemerintah daerah, telah dibuatkan Wi-Fi, sehingga mereka nanti dalam melaksanakan karantina tidak bosan. Bisa mengakses informasi, bisa nonton TV, " ujarnya.
"Harapan kami, ayo pelaku-pelaku perjalanan luar negeri, maupun PMI di antaranya, patuh terhadap aturan-aturan ini, kita semua bekerja sama dengan baik. Harapannya Jawa Timur dengan adanya kerja sama yang baik, patuh terhadap aturan, bisa kita hadapi bersama mengantisipasi penyebaran virus yang baru ini, " tambahnya.
Lebih lanjut Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, saat ini masih belum ditemukan kendala, namun menurut Kapolda saat ini yang diinginkan adalah mendapatkan data, berapa orang yang akan datang masuk di Bandara Jawa Timur, itu penting.
"Sehingga kalau data ini kami dapatkan satu hari, dua hari, tiga hari makin lama akan makin baik. Untuk data ini dibagikan ke seluruh satgas yang sudah ada. Selanjutnya mungkin kendalanya adalah, kepatuhan dari PMI untuk tinggal diam di tempat karantina selama ini 7 atau 10 hari, sesuai dengan daerah asal atau negara tempat mereka kerja. Kendala-kendala ini kami antisipasi dengan menyiapkan tempat wifi, kemudian nanti kami beri surat kabar, sehingga mereka juga tidak telat informasi, " paparnya.
Kapolda juga menyampaikan, dengan adanya aplikasi Monitoring Karantina Presisi yang dilaunching ini, nantinya akan membantu mendapatkan data PMI atau pelaku perjalanan luar negeri yang akan datang.
"Saya kira penting buat kami, untuk selalu bersinergi, berkomunikasi, untuk mengatasi di tiap-tiap titik ini. Jadi semakin sering kami mengkomunikasikan, dan sama-sama mencari jalan keluar, itu akan mempermudah di dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Satgas ini, " pungkasnya Kapolda Jatim. (Jon)